The blue and red hats.

 The Blue and red hats.

C. P. Schoemaker, 25 Juli 1882

  Menjelajahi bumi sendirian akan terasa berat. Tapi, jika menjelajahi bumi Bersama dengan orang tercinta, bahkan jika mereka mempunyai kesempatan seluruh planetpun akan mereka jelajahi. 

  Bertemu pada masanya, dua manusia yang tersesat saling menemukan dijalan yang sama. Mengetahui ketidaksengajaan ini, membuat mereka jatuh sejatuh-jatuhnya dilubang yang sama. Menciptakan kebingungan Bersama, dan berakhir tidak Bersama. 

  C. P. Schoemaker, adalah seseorang yang mempertemukan dua manusia ini. Si manusia bertopi merah dan bertopi biru. Dibawah atap yang sama, di pagi, siang dan malamnya. Dua manusia ini dapat menghabiskan waktu Bersama. 


Billitonstraat, 18 Desember 1888

  “Menjadi apa kamu di acara sepenting ini?” tanya Topi merah.

  “Hanya menjadi pelayan, menyajikan makanan dan membagikannya, kamu jadi apa?”    bertanya Topi biru. 

  “Penerima tamu, berdiri tegak, tersenyum dan jika aku ingin, aku akan menyapa mereka dengan menanyakan kabar mereka” Jawab Topi merah.

  “Tidakkah melelahkan bagimu?” Tanya lagi Topi biru. 

  “Oh tentu tidak, aku menyukainya, kedatangan dan senyuman mereka membuatku menjadi semangat menjalani kehidupan. Meskipun aku hanya seorang penerima tamu” Jelas Topi merah. 


Jalan di Kota, 8 Februari 1918

  Sejak pertemuan itu, Topi merah dan Topi biru memulai petualangannya Bersama di Kota De Bloem Der Indische Bergstede. Tertawa dengan riangnya mereka berdua sembari menjelajahi Jawa, Sumatera, Bali, Banda, Flores dan Kalimantan. 

  Menyantap sup daging dan terigu Bersama di Grote Postweg dikala hujan. Mengetahui ternyata Topi merah dan biru memiliki sahabat yaitu Marja dan Uetomo. 

  Atjehstraat, tempat berpisah Topi merah dan biru jika sudah menghabiskan waktu Bersama. Diselingi dengan ucapan selamat tinggal Bersama yang hanya dapat dimengerti oleh mereka. Sedangkan, Billitonstraat adalah tempat Bersatu mereka, menyambut satu sama lain dengan senyuman. Padahal malam sebelumnya, Topi biru mengirimi surat bahwa ia selalu memiliki cerita yang membuat Topi merah siap mendengarkannya. 

  Tjibadakweg, Makanan kesukaan Topi biru ada disana, si hewan amfibi membuat Topi biru lahap untuk menyantapnya. 

  “Maaf, tapi aku tidak diperbolehkan makan itu, terlalu buruk bagiku” Jelas si Topi merah.

  Jika ingin bertemu dengan Marja dan Uetomo maka dipastikan mereka ada di Tjoenoet binnen. Topi merah dan Topi biru cukup senang mengunjungi Tjoenoet binnen

  “Aku harus ke Engelenweg, beberapa orang membutuhkanku disana, sampai nanti” Kata Topi biru. 

  “Baiklah, sampai jumpa” salam selamat tinggal dari Topi merah. 

  

Surat dari Topi biru, 18 September 1923

  “Kamu pergi ke Satya Budhi di Ciroyom? Benarkah itu kamu?” Tanya dengan sedihnya Topi merah kepada Topi biru. 

  “Iya, aku pergi kesana. Tapi, percayalah jangan pernah ragu terhadap apa yang telah kita lakukan Bersama. Aku janji, kita akan menjelajahi dunia ini Bersama tanpa takut saling kehilangan. Aku janji, kita akan menjelajahi dunia ini Bersama dengan perasaan yang senang” Kekhawatiran Topi biru dapat tergambar pada hari itu.

  

Bantam, 9 Oktober 1923 

  “Sampai jumpa di negeri Persia, surat untukmu” kata Topi biru sembari memberikan sepucuk surat. 

  “Terima kasih, aku yakin kamu akan menjadi orang paling hebat di STOVIA sampai bertemu lagi, aku janji kita akan bertemu lagi wahai Topi biru” Salam selamat tinggal kepada Topi biru.

Dibukalah surat tersebut yang berisikan,

  Dear Topi merah, 

  Aku selalu berharap kita bisa terus Bersama, menjelajahi dunia Bersama, menggapai cita-cita Bersama. Semua ingin aku lakukan Bersama denganmu. Tapi, seperti yang sudah kamu tahu. Bahwa kamu adalah Topi merah sedang aku adalah Topi biru.

  Kamu mengetahui bahwa aku pergi ke Satya Budhi Ciroyom pada waktu itu, aku tahu kamu cerdas, kamu sudah mengetahui siapa aku. Maka, aku meyakinkanmu bahwa kita akan Bersama. Tidak peduli siapa aku. Tapi, pada saat itu aku terlalu bodoh. Sampai membuat sebuah janji yang meyakinkanmu bahwa kita akan Bersama, ternyata jelas sulit bagi kita untuk bersama.

  Jangan pernah ragu untuk memulai cerita yang baru dengan orang di negeri Persia. Akupun begitu, suatu hari kamu menemukan cerita yang baru dengan orang lain. Akupun akan begitu.

  Topi merah pandai menyembunyikan air matanya, tapi kali ini tidak. Bantam menjadi kali terakhir Topi merah dan Topi biru bertemu. 

  “Selamat tinggal wahai Topi biru, aku Tarik kataku tadi bahwa kita akan bertemu lagi. Semoga tidak akan pernah ada kesempatan lagi bagi kita untuk bertemu, dimanapun itu” Ucap yang terakhir dari Topi merah. 

Ditulis oleh Plup.


Komentar

Postingan Populer